I CAN DO MORE, SPIRIT!!!

I CAN DO MORE, SPIRIT!!!

Welcome To My Blog

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3)

Jumat, Desember 17, 2010

Jazakumullah Istriku



Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa jengkel dan kesal yang memenuhi kepala ini. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar seperti ini makanan yang tersedia tidak memuaskan lidah. Sayur asem rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin enggak ketulungan.
“Ummi, Ummi, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Selalu saja begini, kalau gak keasainan, ya kemanisanlah, kepedesanlah, keasemanlah!” Aku tak bisa menahan emosi dan menggerutu.
“ Sabar, Bi. Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khadijah. Katanya mau kayak Rasul? “ Ucap istriku pelan.
“ Iya, tapi
kan Abi manusia biasa. Abi belum bisa sesabar Rasul. Abi gak tahan seperti ini terus,” jawabku dengan nada tinggi.
Mendengar ucapanku bernada emosi, kulihat istriku menundukkan kepala dalam- dalam. Kalau seudah begit, aku yakin pasti airmatanya sudah merebak. Sepekan sudah aku keluar
kota, tentu ketika pulang, benak ini penuh dengan jumput- jumput harapan untuk menemukan ‘ Baiti Jannati’ di rumahku.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Sesampainya di rumah kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya kapal pecah. Pekaian belum disetrika menggunung disana sini, piring – piring kotor berpesta pora di dapur. Cucian? Ouw! Berember- ember ditambah lagi bau aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari – hari direndam dengan deterjen tapi juga tak dicuci. Melihat keadaan seperti ini, aku Cuma bisa mengurut dada sambil beristighfar.
“ Ummi, ummi, bagaimana Abi gak jengkel kalau keadaan rumah begini trus?” ucapku sambil menggeleng – gelengkan kepala.” Ummi, istri shalihah itu tak hanya pandai dalam mengisi pengajian, tapi juga harus pandai dalam mengatur setiap detail rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah,” belum sempat kata – kataku habis, sudah terdengar ledakan tangis istriku yang kelihatan begitu pilu.
Ah, wanita gampang sekali untuk menangis, batinku berkata dalam hati.
“ Sudah diam Mi, gak boleh cengeng, katanya mau jadi istri shalihah? Istri shalihah itu tidak cengeng,” bujukku hati – hati setelah melihat air matanya menganak sungai di pipinya.
“ Gimana ga nangis! Baru juga pulang, sudah ngomel ngomel terus. Ummi ini lagi ga bisa ngerjain apa – apa, jangankan untuk kerja, untuk jalan saja susah. Ummi
kan muntah – muntah terus, ini badan rasanya gak bertenaga sama sekali,” ucapku istriku diselingi isak tangis.
“ Abi engga ngerasain sih gimana mualnya orang hamil muda,” ucap istriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.
“ Bi, siang nanti antar Ummi ngaji yah?” pinta istriku.
“ Aduh, Mi! Abi
kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja yah? “ ucapku
“ Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis ajah, moga jag a pingsan di jalan,” jawab istriku.
“ Lho, kok bilangnya gitu?”
“ Iya, dalam kondisi mual – mual begini kepala Ummi gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak- desakkan dalam kendaraan dengan suasana panas menyengat. Tapi, mudah – mudahan sih ga kenapa – napa,” ucap istriku lagi.
“ Ya sudah, kalau begitu, naik bajaj saja,” jawabku ringan.
Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput istriku. Entah kenapa, hati ini tiba – tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat istriku mengaji.
Di depan pintu, tampak masih banyak sepatu yang berjajar, pertanda acara belum selesai. Ku amati satu persatu sepatu – sepatu itu.
Ah, semuanya indah – indah dan kelihatan harganya begitu mahal.
Wanita memang suka yang indah – indah, sampai bentuk sepatu pun lucu – lcu, aku membatin sendiri. Tiba – tiba mataku tertuju pada sepasang sandal jepit yang diapit sepatu indah. Dug! Hati ini menjadi luruh.
Oh, bukankah itu sandal jepit istriku? Tanya hatiku. Lalu kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepat indah. Tes! Airmataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya memerhatikan istriku. Sampai – sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit. Sementara teman- temannya bersepatu bagus.
Maafkan aku Maryam, pinta hatiku. Krek! Suara pintu terdengar dibuka. Aku terkaget, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua wanita berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil berjilbab indah dan cerah, secerah baju dan jilbab umminya. Lalu melintas wanita – wanita yang lain.
Namun, belum kutemukan juga Maryamku. Aku menghitung sudah ada delapan orang yang keluar dari rumah itu, tapi istriku masih belum keluar juga. Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh bergamis gelap dan berjilbab hitam melintas.
Ini dia mujahidahku! Pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam – diam, hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memerhatikan istri.
Ya, aku baru sadar semenjak menikah, aku belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memerhatikan kekurangan – kekurangan istriku. Padahal dibalik semua itu, banyak kelebihanmu , wahai Maryamku. Aku benar- benar menjadi malu pada Allah dan Rasul –Nya. Selama ini, aku terlalu sibuk mengurus orang lain sedang istriku tak pernah ku urusi.
Padahal, Rasul telah bersabda,” Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Sedang aku? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah meyuruh para suami agar menggauli istrinya dengan baik. Sedang aku? Terlalu sering ngomel dan menuntut istri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar- benar menjadi suami terzalim!
“ Maryam”, panggilku, ketika dia melintas. Lantas dia berbalik ke arahku, seakan tidak percaya atas kehadiranku. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia.
“Abi!” bisiknya pelan dan girang. Sunguh, aku baru melihat istriku segirang ini. Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput istriku? Sesal hatiku.
Esoknya, aku membeli sepasang sepatu dan baju gamis untuknya plus jilbab warna gelap kesukaannya. Ketika tau hal itu, bahgia kembali mengembang dari senyunya.
“ Alhamdulillah, jazakallahu,” ucapnya dengan sura tulus.
Ah, Maryam, lagi – lagi kau terenyuh melihat polahmu. Lagi – lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bersyukur memperoleh istri zuhud dan ‘iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar – binar karena perhatianku?

Kamis, Desember 16, 2010

Sebaik - baik Manusia


Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai mamfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa’uhum linnas", "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai mamfaat diri ini? Istilah Emha Ainun Nadjib-nya, tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram?

Apa itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalau keberadannya sangat dirindukan, sangat bermamfat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang pemalu, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh mamfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

Orang yang sunah, keberadaannya bermamfaat, tetapi kalau pun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.

Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa mamfaat, tidak juga membawa mudharat.

Adapun orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau hanya jadi benalu saja? Masyarakat merasa mendapat mamfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya mamfaat tidak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat? Kepada para mubaligh, harus bertanya, benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?

Selasa, April 06, 2010

Kunci Hidup Sukses

"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu..." (Q. S Ali Imran (3) : 160)

Bagaimana kita memahami pengertian hidup sukses? Dari mana harus memulainya ketika kita ingin segera diperjuangkan?

Tampaknya tidak terlalu salah bila ada orang yang telah berhasil menempuh jenjang pendidikan tinggi, bahkan lulusan luar negeri, lalu menganggap dirinya orang sukses. Mungkin juga seseorang yang gagal dalam menempuh jalur pendidikan formal belasan tahun lalu, tetapi saat ini berani menepuk dada karena yakin bahwa dirinya telah mencapai sukses. Mengapa demikian? Karena, ia telah memilih dunia wirausaha, lalu berusaha keras tanpa mengenal lelah, sehingga mewujudlah segala buah jerih payahnya itu dalam belasan perusahaan besar yang menguntungkan.

Seorang ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri. Seorang kiai atau mubaligh juga berusaha mensyukuri kesuksesan hidupnya ketika jutaan umat telah menjadi jamaahnya yang setia dan telah menjadikannya sebagai panutan, sementara pesantrennya selalu dipenuh sesaki ribuan santri.

Pendek kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut pandang mana ia melihat kesuksesan hidup. Akan tetapi, dari sudut pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilik dirinya sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?

Membangun Fondasi
Kalau kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun.

Sering terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran, penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.

Tak jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti karir dikantornya, sang isteri pandai bergaul ditengah masyarakat, sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang bagus. Namun apa yang terjadi kemudian?

Suatu ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar, pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan
menyantap harta yang tidak berkah.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla menolong segala urusan kita. Dengan kata lain apabila kita merindukan dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh sebelum kita membangun dan menegakkan mernara gading kesuksesan.

Sunnatullah dan Inayatullah
Terjadinya sesoang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni sunnatullah dan inayatullah. Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh perbuatan manusia. Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-
baiknya, lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa, sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa meraih apa yang dicita-citakannya itu.

Akan tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka. Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.

Demikian pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul dihati tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.

Rekayasa Diri
Apa kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.

Lain halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin. Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus, tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa.

Senantiasa menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha Penentu segala kejadian.

Bila Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong hamba-hambaNya yang beriman.

"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal" (QS Ali Imran (3) : 160).

Selasa, Maret 30, 2010

20 LANGKAH MEMBANGUN SIKAP MENTAL SEORANG PEMENANG

I.             Belajarlah terus-menerus untuk dapat mengendalikan diri. Pengendalian diri membuat anda hidup berdasarkan keputusan anda sendiri. Orang yang sangat bijak pernah menulis,”Orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”.
II.           Ketika suasana hati sedang buruk, jangan biarkan diri anda hanyut dalam perasaan negatif. Berusahalah untuk segera memulihkannya dengan tindakan-tindakan yang positif.
III.          Biasakanlah bertanggung jawab pada diri sendiri. Hilangkanlah kebiasaan mencari kambing hitam untuk disalahkan atau mencari-cari alasan untuk membela diri. Semakin besar tanggung jawab pribadi anda, maka akan semakin berkembang karakter anda.
IV.         Hindari kebiasaan mencari penghargaan atau pujian dari orang lain. Sadarilah bahwa harga diri anda tidak dikukur berdasarkan penilaian orang lain tapi seberapa jauh anda menghargai diri sendiri. Hanya orang-orang yang lemah saja yang suka mencari-cari pujian dan haus akan perhargaan.
V.          Berusahalah untuk selalu meningkatkan kualitas hidup. Itu tidak saja dapat memperkaya jiwa anda tapi juga menumbuhsuburkan rasa percaya diri.
VI.         Beranilah memasuki wilayah yang penuh tantangan, jangan berdiam diri ditempat yang nyaman dan aman saja. Ingatlah bahwa karakter anda dibentuk dalam badai, bukan dalam ketenangan.
VII.       Milikilah visi, tujuan yang pasti. Visi yang jelas membuat anda tahu kemana anda harus melangkah. Orang yang tidak punya visi dalam hidupnya bagaikan seorang pelari maraton yang tidak tahu dimana letak garis finish. Ingatlah bahwa ketidakpuasan dan patah semangat seringkali tidak disebabkan oleh ketiadaan materi namun karena ketiadaan visi.
VIII.     Lakukanlah segera apa yang harus anda lakukan. Kebiasaan menunda tidak saja akan mengikis rasa percaya diri dan membuat anda lemah, tapi juga bisa membuat masalah semakin besar.
IX.         Kembangkanlah kebiasaan bertindak. Bila anda sudah memiliki pengetahuan dan kesadaran, maka langkah yang paling penting adalah bertindak. Tindakanlah yang akan membuat pengetahuan dan kesadaran anda mengubah hidup anda.
X.          Berpikirlah besar. Keberhasilan dan kebahagiaan anda banyak ditentukan oleh cara berpikir anda. Bila anda berpikir besar, anda cenderung menarik hal-hal yang besar terjadi dalam hidup anda. Tapi sebaliknya, pikiran yang kecil membuat dunia anda terasa sempit dan tidak menyenangkan.
XI.         Berusahalah untuk terus-menerus  menyelaraskan sikap positif anda dengan perkataan anda. Perkataan anda merupakan alat untuk memperkuat sikap anda, begitupun sebaliknya.
XII.       Berpeganglah pada prinsip yang sudah berlalu biarlah berlalu, dan yang akan terjadi biarlah terjadi. Jangan biarkan masa lalu menganggu dan jangan biarkan masa depan merusak masa kini. Yang penting anda mengisi masa kini dengan hal-hal yang positif.
XIII.     Hadapilah setiap masalah yang datang bukan sebagai ancaman yang akan mengalahkan, tapi sebagai tantangan yang akan membuat anda semakin kuat.
XIV.    Biasakanlah untuk berfokus pada kemungkinan untuk berhasil dari pada mengantisipasi kemungkinan buruk. Meskipun anda mempunyai kemungkinan untuk kalah, namun berjuanglah untuk menang dan berpikirlah sebagai pemenang.
XV.      Anggaplah setiap kegagalan itu sebagai pelajaran, bukan sebagai alasan untuk menyerah. Dengan demikian anda tidak dikalahkan oleh kegagalan, namun dibesarkan oleh kegagalan. Seorang yang bijak pernah menulis,” Tidak ada kegagalan, yang ada Cuma kemunduran-kemunduran kecil.
XVI.    Jangan mudah menyerah menghadapi situasi dan kondisi apapun. Bertahanlah dan cari jalan keluarnya. David Tyler Scoates pernah menulis, “Selamanya terlalu pagi untuk menyerah”.
XVII.   Beranilah untuk mengakuai kesalahan tidak saja kepada tuhan, tapi juga pada diri sendiri dan orang lain. Mengakui kesalahan merupakan tindakan yang membebaskan jiwa anda dari beban yang berat.
XVIII. Berusahalah untuk menjadi seperti termostat yang mempengaruhi lingkungan, dan bukan seperti termometer yang dipengaruhi oleh lingkungan. Bautlah diri anda berarti bagi orang lain. Bukan parasit atau beban bagi orang lain.
XIX.    Beranilah untuk mengakui keunggulan kelebihan atau prestasi orang lain tanpa merasa rendah diri. Biasakanlah melihat sisi-sisi positif orang lain dan pujilah dengan spontan dan tulus. Hindari perasaan iri hati ketika orang lain diperlakukan secara istimewa di hadapan anda.
XX.      Jadilah seorang motivator, pemberi dorongan tidak  saja bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Hanya pecundang saja yang sukamenghambat orang lain untuk kemajuan dirinya sendiri.

Senin, Maret 29, 2010

Action

Jangan Pernah Memandang Remeh dan Mengecilkan Sebuah Profesi (apalagi itu profesi anda sendiri). Kita harus percaya... bahwa Kita Semua Tidak Akan Pernah Tahu Kemana Tuhan Akan Mengarahkan kita dalam hidup ini. Profesi yg kita jalani... adalah salah satu jalan Tuhan untuk mengarahkan Hidup kita. Jadi... HORMATILAH apapun Profesi yg ada, sehingga kita pun bisa menghormati arahan Tuhan.


 Belajarlah untuk memiliki respon yang benar untuk setiap masalah & keadaan. Adakalanya seorang insan dihadapkan dengan masalah yang sepertinya tidak bisa dia ubah. Jika demikan, kuatkanlah iman, dan percaya hanya kepada Tuhan... Dia akan selalu memberi kita jalan!



 Jika Anda tidak pernah melihat adanya SEDIKIT pun "kemungkinan" untuk bisa BERHASIL dalam pekerjaan saat ini. Atau anda tidak bisa SEDIKIT pun MENIKMATI pekerjaan anda saat ini... Berarti Anda telah memilih pekerjaan yang salah.


Masa depan seseorang tidak ditentukan oleh orang lain... meski orang lain bisa menunjukkan jalannya. Masa depan seseorang ditentukan oleh ACTION yang dilakukannya hari ini. Bertanggungjawablah terhadap masa depan anda sendiri, dan lakukan ACTION mulai sekarang SEBAIK MUNGKIN.

Jumat, Maret 26, 2010

Ya ILLAHI...

Ya ILLAHI...
jadikanlah hati ini hati yg tenang, hidup yg berjalan bersama kehidupan, yg melihat & yg mendengar, yg tawadhu' dalam ridha-MU
Ya RABBI...
janganlah jadikan hati ini mati, lemas dalam kesibukan hidup, gersang dalam kemarau rohaniah, kaku dalam kelongsong jasadi. hidupkanlah Ya ALLAH...sekeping hatiku yg tersisa ini dgn tangan belas kasih-MU, semoga jadi gerbang menuju cinta hakiki untuk kehidupan abadi disisi-MU...
Amiin Ya RABB...





Astaghfirullaahal'azhiim.Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntum minazhzhaalimin.
Ya Allaah, Ya allah, Ya Rahmaanu Ya Rahiim, Ya Ghofuuru...
"Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Tiada Tuhan Yang patut disembah kecuali Engkau Ya Allah Yang Maha Suci,
sesungguhnya aku termasuk golongan orang yang zhalim."

"Robbana dholamna anfusana wa in lam taghfir lanaa wa tarhamna la na kuunanna minal khoosiriin"
"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami dan jika Engkau tidak mengampuni serta memberi rahmat kepada kami,
maka niscaya kami termasuk golongan orang-orang yang merugi"

"Rabbi auzi'nii an asy-kura nik'matakallatii an'amta 'alayya wa'alaa waalidayya wa an'amala shalihan tardhaahu wa ad-khilnii birahmatikafii 'baadikashshaalihiin"
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engakau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku
untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hambaMu yang sholeh"


World Inside Words

Jika anda sedang mengalami kegagalan, tetaplah mengucap syukur untuk pencapaian di masa lalu dan kembali mengejar target anda berikutnya. Tetap bulatkan tekad untuk ACTION guna mencapai keberhasilan selanjutnya !!!

Bukan orang yang MAMPU, melainkan orang yang MAU dan BERJUANG-lah yang akan lebih berhasil. Tidak peduli apapun yang menjadi keterbatasan anda, karena jika anda mau dan akhirnya terus berjuang, maka pintu kesuksesan akan terbuka lebar.

 

KESUKSESAN itu tidak dicapai dari kesempurnaan diri kita, melainkan dari kemauan kita yang terus menerus ada, pantang menyerah sampai di puncaknya. Hari ini... pompalah kembali semangat anda, karena belum waktunya bagi anda untuk menyerah. Keep ACTION..!!